Masa Penjajahan Jepang– Masa pendudukan Jepang di nusantara (saat itu masih dikenal dengan nama Hindia Belanda) dimulai pada tahun 1942 dan ...
Kedatangan Jepang Ke Indonesia Diterima Oleh Rakyat Indonesia Karena
Sabtu, Januari 06, 2024
Daftar Isi [Tampil]
Masa Penjajahan Jepang– Masa pendudukan Jepang di nusantara (saat itu masih dikenal dengan nama Hindia Belanda) dimulai pada tahun 1942 dan berakhir dengan realisasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada bulan Mei 1940, Perang Dunia II. Pada awal Perang Dunia II, Belanda dikuasai Nazi Jerman. Indonesia menyatakan keadaan waspada dan mengalihkan ekspor Kekaisaran Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris.
Negosiasi dengan Jepang untuk mengamankan pasokan bahan bakar penerbangan gagal pada bulan Juni 1941, dan Jepang mulai menaklukkan hampir seluruh Asia Tenggara pada bulan Desember tahun itu.
Pada bulan yang sama, kelompok dari Sumatera mendapat bantuan dari Jepang untuk melakukan revolusi melawan pemerintah Belanda. Sedangkan pasukan Belanda terakhir yang dikalahkan Jepang adalah pada bulan Maret 1942. Masa penjajahan Jepang telah dimulai di Indonesia. Bagaimana awal mulanya dan sejarahnya?
Latar Belakang Kedatangan Jepang di Indonesia
Jepang sebenarnya mulai masuk ke Indonesia sebelum Belanda menyerahkan wilayahnya pada tahun 1942.
Pada tahun 1937, dunia mengalami krisis ekonomi yang sangat parah. Namun Jepang berhasil memperkirakan dampak negatif resesi global. Menurut Onghokham dalam bukunya “The Collapse of the Dutch East Indies” (1987:30), Jepang merupakan salah satu negara yang berhasil lolos dari krisis moneter dunia.
Berbeda dengan Hindia Belanda yang saat itu sedang mengalami permasalahan perekonomian yang semakin serius. Karena buruknya keadaan perekonomian di Hindia Belanda, Jepang dapat memasuki wilayah tersebut untuk berinvestasi pada pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1938-1939.
Selain itu, Jepang merupakan salah satu eksportir utama barang-barang asal Hindia Belanda yang kekayaan alamnya didapat dari nusantara.
Saat itu Jepang menjadi saingan negara-negara Eropa dalam perebutan pasar ekonomi sehingga memungkinkan mereka masuk ke Indonesia untuk berinvestasi pada pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1938-1939.
Jepang masuk ke Indonesia mulai bulan Oktober 1941, dan Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sebagai Perdana Menteri Jepang.
Meskipun kepemimpinan militer Jepang pada akhir tahun 1940 tidak ingin melawan banyak negara sekaligus, pada pertengahan tahun 1941 mereka menyadari bahwa mereka perlu menghadapi Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda untuk menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. sekali.
Situasi ini semakin diperparah oleh embargo minyak yang diprakarsai Amerika, yang sangat dibutuhkan oleh industri dan perang Jepang.
Panglima Angkatan Laut Jepang, Laksamana Isoroku Yamamoto, menciptakan strategi perang ofensif dengan mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar.
Pasukan awal yang terdiri dari 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak dan lebih dari 1.400 pesawat tempur, akan melakukan serangan mendadak terhadap pangkalan Armada Pasifik AS di Pearl Harbor di Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941.
Sedangkan kekuatan kedua yang terdiri dari sisa kekuatan Angkatan Laut Jepang akan mendukung Angkatan Darat dalam Kampanye Selatan yaitu penyerangan ke Filipina, Malaya, dan Singapura, kemudian maju ke Pulau Jawa. Seluruh operasi direncanakan akan selesai dalam waktu 150 hari, dengan Laksamana Chuichi Nagumo memimpin armada yang bertugas menyerang Pearl Harbor.
Pada tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang. Tiga hari kemudian, Jerman menyatakan perang terhadap Amerika Serikat.
Hal ini menyebabkan Amerika Serikat bergabung dengan pasukan Sekutu dan terlibat dalam perang di Eropa dan Asia Pasifik. Perang Pasifik juga berdampak besar pada perjuangan kemerdekaan negara-negara Asia Timur, termasuk Indonesia.
Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda adalah untuk memperoleh sumber daya alam khususnya minyak bumi untuk menunjang potensi perang dan industrinya. Selain Pulau Jawa menjadi pusat pendukung operasi militer di Asia Tenggara, Pulau Sumatera juga direncanakan menjadi sumber minyak penting.
Jepang kemudian masuk ke Indonesia dan berhasil menduduki Tarakan dan kemudian menguasai banyak wilayah lain seperti Pontianak, Balipakakn pada tanggal 29 Januari dan 24 Januari 1942.
Pada tanggal 3 Februari 1942 dan 10 Februari 1942, Jepang berhasil merebut Samarinda dan Banjarmasin dari Belanda. Setelah menguasai Kalimantan dan Maluku, pasukan Jepang terus melakukan ekspansi hingga ke wilayah Sumatera.
Pada tanggal 14 Februari 1942, Jepang mengerahkan pasukannya untuk menyerang Sumatera. Dua hari kemudian, tepatnya tanggal 16 Februari 1942, Palembang dan sekitarnya berhasil diduduki. Keberhasilan ini membuat Jepang semakin bertekad untuk menguasai Pulau Jawa.
Jepang menduduki wilayah Teluk Banten di Jawa Barat dan wilayah Kragan di Jawa Tengah pada awal Maret 1942. Terakhir, Batavia (Jakarta), pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda, direbut pada 5 Maret 1942. Sukses mengambil alih Bandung dua hari kemudian.
Pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda dan Jepang bertemu di Kalijati, dekat Subang, Jawa Barat, untuk melakukan perundingan. Dalam pertemuan tersebut, Belanda setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Pada saat yang sama, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, dan Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten, Panglima Angkatan Bersenjata Belanda di Jawa, menyerahkan kekuasaannya atas wilayah Indonesia kepada Jenderal Hitoshi Imamura. Sebagai perwakilan delegasi dari Dai Nippon.
Sejak saat itu, wilayah Indonesia berada di bawah pendudukan militer Jepang hingga Jepang kalah dalam Perang Asia Timur Raya sehingga Indonesia dapat mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Dampak Masa Penjajahan Jepang Terhadap Indonesia
Karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, banyak negara seperti Belanda dan Jepang yang mulai memanfaatkan sumber daya tersebut. Pasca penjajahan, negara-negara penjajah mengaku bersaudara dengan bangsa Indonesia. Misalnya Jepang yang menyebut dirinya kakak Indonesia (Hakko Ichiu).
Pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang pertama kali tiba di Indonesia dan memilih Tarakan, Kalimantan Timur, sebagai daerah pertama yang dikunjungi. Karena Jepang sangat membutuhkan pasokan bahan bakar setelah putusnya hubungan dengan Amerika dan sedang mencari daerah yang memiliki sumber bahan bakar, salah satunya adalah Indonesia.
Jepang mendarat di Tarakan di Kalimantan Timur yang saat itu dikuasai Belanda. Pada awalnya kedatangan Jepang disambut baik oleh masyarakat Indonesia karena Jepang mengaku sebagai kakak dan berjanji akan mengusir sekutunya.
Masyarakat Indonesia juga menganut gerakan 3A (Jepang sebagai penerang Asia, Jepang sebagai pemimpin Asia, dan Jepang sebagai pelindung Asia), yang diharapkan dapat menjadi titik awal untuk melepaskan diri dari penjajahan.
Namun kenyataannya sangat berbeda dengan ekspektasi. Gerakan 3A merupakan strategi Jepang untuk menguasai Indonesia dan mengeksploitasi sumber daya alam dan manusianya. Jepang yang berhasil menguasai Indonesia selama 3,5 tahun meninggalkan sejarah kelam akibat kekejaman yang dilakukannya.
Penderitaan yang dialami rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang antara lain penyiksaan fisik, penahanan tanpa alasan yang jelas, perbudakan seksual, kerja paksa yang tidak manusiawi, dan masih banyak kerugian lainnya.
Pasalnya, masa penjajahan Jepang yang berlangsung selama 3,5 tahun di Indonesia meninggalkan banyak dampak baik di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Penjelasannya ada di bawah ini.
1. Pengaruh dalam Bidang Politik
Pada awal pendudukannya, Jepang berusaha menghilangkan pengaruh barat di Indonesia dan menggalang dukungan dari masyarakat Indonesia. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menghilangkan penggunaan bahasa Belanda.
Selain itu, Jepang juga menerapkan berbagai kebijakan politik, antara lain:
2. Melaksanakan restrukturisasi pemerintahan
Jepang membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian; Sebagian dikuasai angkatan darat (Rikugun) yang menguasai Sumatera dan Malaya, dan sebagian lagi dikuasai angkatan laut (Kaigun) yang menguasai Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.
3. Restrukturisasi administrasi
Ketika Jepang menguasai Indonesia, mereka melakukan restrukturisasi administrasi, mengubah struktur pemerintahan sesuai aturan Jepang.
Jepang mengubah wilayah tempat tinggal menjadi Syu, perkampungan menjadi Ken, perkampungan menjadi Syi, kawedanan menjadi Gun, perkampungan menjadi So, kampung menjadi Ku, serta RT dan RW menjadi Tonarigumi. Tujuan dari perubahan ini adalah untuk memata-matai warga anti-Jepang.
4. Propaganda dan keharmonisan tokoh penguasa
Jepang melakukan berbagai propaganda sebagai bagian dari upayanya menguasai Indonesia. Mengaku sebagai “kakak”, mereka memulai gerakan 3A untuk mendapatkan dukungan masyarakat Indonesia. Selain itu, Jepang juga mendirikan berbagai organisasi propaganda di bawah pimpinan tokoh-tokoh penting di Indonesia. Tujuannya agar masyarakat Indonesia mendukung Jepang.
Berbagai organisasi dakwah yang dibentuk Jepang antara lain Pusat Kekuatan Rakyat (PUTERA) yang dipimpin oleh Bung Karno dan Bung Hatta, Dewan Pertimbangan Pusat (CHUO SANGI IN) yang dipimpin oleh Bung Karno, Gunseikan, dan Persatuan Penyembahan Jawa (Jawa Hokokai) yang dipimpin oleh Soekarno. . penasihat utama.
Setiap tanggal 30 Oktober, seluruh jajaran Kementerian Keuangan memperingati Hari Oeang Republik Indonesia atau HORI. Buku ORIDA: Oeang Teritorial Republik Indonesia 1947 – 1949 cocok dijadikan referensi untuk mengetahui sejarah uang Indonesia.
5. Dampak Terhadap Sektor Perekonomian
Pada masa pendudukan Jepang, sistem perekonomian di Indonesia berubah menjadi sistem ekonomi perang. Pemerintahan militer Jepang mengatur, membatasi, dan mengendalikan faktor-faktor produksi.
Seluruh kegiatan ekonomi yang sebelumnya dikuasai Belanda diambil alih oleh Jepang. Jepang juga menerapkan berbagai kebijakan perekonomian yang berdampak pada bangsa Indonesia, seperti:
6. Asimilasi aset ekonomi
Dalam upaya pengambilalihan aset-aset perekonomian, Jepang menyita aset-aset peninggalan Belanda, antara lain perkebunan, bank, pabrik, dan peternakan. Keadaan ini menyebabkan masyarakat yang hidup pada masa pendudukan Jepang mengalami kesulitan ekonomi dan kesengsaraan.
7. Swasembada
Kebijakan swasembada yang diterapkan Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia bertujuan untuk membatasi hubungan Indonesia dengan dunia luar.
Karena masyarakat Indonesia harus memenuhi kebutuhannya sendiri, tidak perlu mengimpor dari negara lain. Tujuan Jepang saat itu adalah agar Indonesia bergantung sepenuhnya pada Jepang.
8. Setoran wajib
Untuk menggalang dana, Jepang memberlakukan persyaratan simpanan kepada masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia wajib mengalokasikan sebagian pendapatannya, yakni 30 persen ke pemerintah Jepang, 20 persen ke lembaga desa, 40 persen untuk kebutuhan pribadi, dan sisanya ke koperasi gabungan yang dikelola organisasi seperti Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai.
Namun kenyataannya, pemerintah Jepang juga mengambil bagian dari 40% bagian yang seharusnya dimiliki rakyat, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.
Keberadaan organisasi kemasyarakatan atau ormas sebagai wujud kebebasan berserikat dan berkumpul merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan demokrasi. Dalam sejarah Indonesia, organisasi massa mempunyai peran mendasar dalam mendorong perubahan sosial-politik di masyarakat.
Buku Pembubaran Ormas: Sejarah dan Politik dan Hukum di Indonesia (1945–2018) memuat tentang pembubaran ormas akibat peraturan atau kebijakan yang dilakukan penyelenggara negara sehingga mengakibatkan hilangnya hak dan kewajiban subjek hukum. organisasi massa.
9. Dampak di Bidang Sosial
Di bidang sosial, Jepang telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berdampak pada kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Dampak yang ditimbulkan Jepang pada bidang sosial antara lain:
10. Melarang seluruh budaya Barat
Kebudayaan Barat dilarang masuk ke Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Salah satunya adalah dilarangnya penggunaan bahasa Belanda.
Untuk meraih simpati masyarakat Indonesia, Jepang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pendidikan. Selain itu, sistem pendidikan yang diterapkan Belanda dihapuskan dan diganti dengan sistem pendidikan Jepang yang fokus pada militerisme.
Oleh karena itu, pada masa pendudukan, pelajar harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, meletakkan bendera Jepang, dan memberi hormat kepada Kaisar Jepang.
11. Mengeksploitasi masyarakat Indonesia
Masa Pendudukan Jepang merupakan masa yang sangat kelam bagi bangsa Indonesia. Selain mengeksploitasi sumber daya alam dengan kebijakan Romusha dan Jugun Ianfu, Jepang juga mengeksploitasi rakyat Indonesia.
Laki-laki dipaksa melakukan kerja paksa tanpa kompensasi, menyebabkan banyak orang meninggal karena kelelahan. Sedangkan perempuan dipekerjakan sebagai wanita penghibur (Jugun Ianfu) dan dipaksa untuk memuaskan hasrat tentara Jepang.
Membahas tentang sejarah Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia sejak tahun 1828 yang berstatus bank beredar dengan nama De Javasche Bank yang dimiliki oleh pemerintah kolonial Belanda dan kemudian dinasionalisasi dan berganti nama menjadi Bank Indonesia.
Pelajari lebih lanjut tentang Bank Indonesia melalui buku From De Javasche Bank to Bank Indonesia, Fragmen Sejarah Bank Sentral di Indonesia.
Bentuk Propaganda Jepang di Indonesia
Setelah Jepang secara resmi menguasai Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, Jepang mulai membentuk pemerintahan di sana untuk menjamin pendudukannya. Selain itu, Jepang juga melakukan berbagai kegiatan propaganda untuk meraih simpati masyarakat Indonesia.
Salah satu propaganda yang dilakukan Jepang adalah dengan dibentuknya Gerakan 3A yaitu Nippon the Leader of Asia, Nippon the Protector of Asia, dan Nippon the Light of Asia. Menurut Abdul Salam dalam bukunyaMenuju Kemerdekaan (1964), gerakan ini diciptakan Jepang untuk membantu upaya perang melawan Sekutu pada Perang Dunia II.
Selain Gerakan 3A, pemerintah militer Jepang juga menyebarkan berbagai propaganda lainnya dan mendirikan berbagai organisasi yang menaungi bangsa Indonesia, seperti Pembela Tanah Air (PETA), Heiho, Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor, dan masih banyak lagi.
Pada masa pendudukan Jepang, bangsa Indonesia banyak mengalami kesulitan dan kerugian. Jepang mengeksploitasi sumber daya alam dan menerapkan kebijakan brutal seperti kerja paksa Romusha dan Jugun Ianfu.
Selama 4,5 tahun, nyawa bangsa Indonesia dan sumber daya alam yang ada di Indonesia dikonsumsi demi kepentingan perang Jepang. Namun pada akhirnya Jepang berhasil dikalahkan dan menyerah kepada Sekutu sehingga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Demikianlah masa penjajahan Jepang di Indonesia, latar belakang masuknya Jepang, dampak Jepang terhadap bangsa Indonesia, dan berbagai propaganda yang diciptakan Jepang untuk merebut hati masyarakat Indonesia.
Pelajari lebih jauh tentang sejarah Indonesia dari masa kolonial hingga kemerdekaan dengan membaca buku sejarah Indonesia. Sebagai #BadFriends, Guide.com selalu menawarkan beragam buku berkualitas dan tentunya dijamin original untuk PC. Jadi jangan ragu untuk membeli buku dari penulis favorit PC dari Guide.com!
Membaca terlalu banyak buku dan artikel tidak akan merugikan Anda karena komputer Anda akan memperoleh lebih banyak pengetahuan dan informasi dengan #Membaca.
Bantu Apresiasi Bantu berikan apresiasi jika artikelnya dirasa bermanfaat agar penulis lebih semangat lagi membuat artikel bermanfaat lainnya. Terima kasih.