“Jumlah kata dalam setiap epos disebut Guru Wilangan" Kalimat di atas mungkin terasa familiar bagi mereka yang meneliti subjek tersebut...
Cacahing Wanda Saben Sagatra Diarani
Senin, Maret 25, 2024
Daftar Isi [Tampil]
“Jumlah kata dalam setiap epos disebut Guru Wilangan"
Kalimat di atas mungkin terasa familiar bagi mereka yang meneliti subjek tersebut. Cinta hampa ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Arti Banyaknya Kata dalam Setiap Sagatra Disebut Guru Wilangan adalah angka per suku kata yang guru sebut sebagai angka. Kalimat ini merupakan bagian dari kalimat kaidah geguritan. Tapi apa yang dimaksud dengan geguritan? Simak uraiannya di bawah ini.
Pengertian Geguritan
Menurut Poerwadar minta Kamus Umum Bahasa Indonesia, berasal dari kata geguritan BATU yang artinya puisi atau puisi. Sementara itu Kamus Kawi Indonesia, berasal dari kata geguritan BATU yaitu tergores atau tertulis.
Nofita Handayani dalam buku hariannya Gaya Bahasa Repetitif dalam Antologi Puisi “Garising Pepesthen” Karya R. Bambang Nursinggih berbicara tentang puisi sebagai suatu komposisi bahasa, seperti puisi, yang termasuk dalam kelompok puisi. puisi Jawa Baru.
Geguritan mencakup ungkapan perasaan penyair yang indah atau obyektif dan mengacu pada pengalaman estetis serta tidak terikat kaidah bahasa.
Menurut Poerwadar minta Kamus Umum Bahasa Indonesia, berasal dari kata geguritan BATU yang artinya puisi atau puisi. Sementara itu Kamus Kawi Indonesia, berasal dari kata geguritan BATU yaitu tergores atau tertulis.
Nofita Handayani dalam buku hariannya Gaya Bahasa Repetitif dalam Antologi Puisi “Garising Pepesthen” Karya R. Bambang Nursinggih berbicara tentang puisi sebagai suatu komposisi bahasa, seperti puisi, yang termasuk dalam kelompok puisi. puisi Jawa Baru.
Geguritan mencakup ungkapan perasaan penyair yang indah atau obyektif dan mengacu pada pengalaman estetis serta tidak terikat kaidah bahasa.
Baca Juga: Tuliskan Cara Mendeklamasi Puisi Dengan Benar
Dengan demikian, geguritan merupakan karya sastra Jawa yang berbentuk puisi. Puisi jawa sendiri merupakan puisi yang menggunakan puisi Cinta hampa.
Puisi Jawa Terdiri dari dua bagian: puisi Jawa modern dan tradisional. Puisi atau puisi Jawa modern berbentuk bebas dan tidak menggunakan patokan, bentuk tipografinya lebih bebas dan tidak terikat norma.
Sedangkan puisi tradisional Jawa masih memegang teguh kaidah. Puisi tradisional Jawa meliputi tembang, paria, gurita, singkir, dan tembang dolan anak.
Puisi tembang tradisional Jawa terbagi menjadi tiga jenis, yaitu puisi tembang macapat, puisi tembang tengah, dan puisi tembang gehe.
Dengan demikian, geguritan merupakan karya sastra Jawa yang berbentuk puisi. Puisi jawa sendiri merupakan puisi yang menggunakan puisi Cinta hampa.
Puisi Jawa Terdiri dari dua bagian: puisi Jawa modern dan tradisional. Puisi atau puisi Jawa modern berbentuk bebas dan tidak menggunakan patokan, bentuk tipografinya lebih bebas dan tidak terikat norma.
Sedangkan puisi tradisional Jawa masih memegang teguh kaidah. Puisi tradisional Jawa meliputi tembang, paria, gurita, singkir, dan tembang dolan anak.
Puisi tembang tradisional Jawa terbagi menjadi tiga jenis, yaitu puisi tembang macapat, puisi tembang tengah, dan puisi tembang gehe.
Aturan Geguritan
Geguritan mempunyai tiga aturan yang mengikat. Kutipan:Buku Agama Hindu Widya Dharma untuk Sekolah Menengah Kelas 9 Oleh I Wayan Midastra dan I Ketut Maruta, dengan tunduk pada kaidah geguritan padalingsa, uraiannya sebagai berikut:
- Guru Wilangan : Jumlah suku kata dalam satu baris (satu gatra).
- Guru gatra: Jumlah baris dalam sebuah bait (pada).
- Guru dingdong : bunyi terakhir setiap baris (a, i, u, e, o).
Contoh Puisi
Di bawah ini adalah karya Intan Nukhi Adhiya”Anne".
Yanik Agus Setyaningsih'den "Öfkem"
Di bawah ini adalah karya Intan Nukhi Adhiya”Anne".
- Anne
- Orang yang saya inginkan adalah putra Anda
- Itulah yang saya khawatirkan
- Kak, kenapa kamu meninggalkan pendidikan tinggi ini?
- Ini anakmu
- Dia tidak bisa menyenangkan ibunya
- Dia tidak bisa menyenangkan keluarganya
- Itu tetap menjadi tanggung jawabmu, Bu.
- Tapi ibu
- Putramu akan membuat ibunya bangga
- Saya bangga dengan seluruh keluarga
- Putramu akan menyerah
- Ada langit untuk menangkap bintang
- Terkadang tertutup awan
- Terkadang mata tidak bisa melihat
- Tapi anakmu adalah janji seorang ibu
Yanik Agus Setyaningsih'den "Öfkem"
- Tidak,
- Bibi meminta maaf
- Anda tidak bisa menjadi orang tua yang sempurna
- Kamu tidak bisa mengistirahatkan hatimu
- Tidak,
- Hidupku penuh rasa bersalah
- Kiri salah, kanan salah
- Aku merasa seperti aku menurut.
- Bangunlah dengan mereka yang mengatakan bahwa mereka tersesat
- Tapi kenyataannya dia masih bersalah dan diampuni
- Hati ibuku sakit ya
- Aku hanya ingin sebuah cerita
- Tak seorang pun ingin mendengar ini
- Kenapa kamu mengeluh, aku hanya ingin menertawakanmu
- Tidak semua orang lagi percaya pada sang pelindung
- Semuanya bohong
- Tapi ibu tetap percaya
- Hanya satu yang tidak akan pernah berbohong
- Tuhan itu hebat
Bantu Apresiasi Bantu berikan apresiasi jika artikelnya dirasa bermanfaat agar penulis lebih semangat lagi membuat artikel bermanfaat lainnya. Terima kasih.